Header Ads

Breaking News
recent

Kominfo Ajak Bangsa Waspada Propaganda Pengusung Khilafah


Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Lathifa Marina Al Anshori mengatakan bahwa kelompok pendukung sistem dan ideologi negara Khilafah Islamiyah saat ini tengah memasifkan diri untuk menggandeng para influencer yang memiliki banyak subscriber di media sosial mereka.
“Saya dapat info, ada tokoh-tokoh yang cenderung mendukung didirikannya khilafah dan setuju khilafah, mereka mendekati anak-anak muda dan influencer,” kata Lathifa dalam sebuah dialog di bilangan Tomang, Jakarta Barat, Jumat (24/7/2020).
Menurut Lathifa, ini adalah bagian dari strategi untuk memasifkan narasi dan sosok tokoh-tokoh mereka di media sosial dan berbagai platform lainnya.
“Contoh mereka aktif di youtube dan punya subscriber jutaan, bisa menyasar pesan mereka apalagi yang jadi penonton youtube kan anak-anak muda,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia pun mengajak kepada segenap masyarakat untuk mewaspadai ketika ada influencer yang tiba-tiba menarasikan bahwa Khilafah Islamiyah adalah ide dan sistem yang bagus untuk diterapkan di Indonesia.
“Ketika temukan orang-orang atau influencer mengatakan kalau mendirikan khilafah di Indonesia adalah hal bagus, maka anda harus waspada,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Lathifa juga mengajak kepada semua pihak untuk membentengi generasi muda Indonesia agar tidak mudah terpapar ideologi trans-nasional, termasuk Khilafah Islamiyah yang muncul dari sistem politik dari partai politik di Palestina yakni Hizbut Tahrir.
“Apa yang harus diwaspadai anak-anak muda, adalah ketika mereka ditawarkan dengan konsep-konsep asing yang berlawanan dengan Pancasila,” ucap alumni Universitas Massachusetts Boston, Amerika Serikat itu.
Karena menurutnya, upaya doktrinasi dan perekrutan akan dilancarkan kepada mereka anak-anak yang masih belia dan mereka yang tengah mencari jati diri. Biasanya usaianya rentan antara 14-25 tahun.
“Perekrutan itu terjadi ketika mereka tengah mencari jati diri. Dan mereka yang merekrut tampilannya tidak selalu buruk, teroris banyak mukanya yang ganteng-ganteng lho,” tandasnya.
Lebih lanjut, Lathifa menekankan bahwa Khilafah bukan kata yang negatif dan perlu dimusuhi. Namun yang harus ditangkal adalah konsep Khilafah Islamiyah yang dinarasikan beberapa kalangan termasuk eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Khilafah bukan kata yang buruk. Tapi konsep yang diusung di dalam Khilafah oleh mereka ini yang harus ditentang,” lanjutnya.
Pengusung Khilafah suka salah-salahkan budaya nusantara
Selain itu, Lathifa juga menyebut bahwa kelompok pendukung berdirinya Khilafah Islamiyah di Indonesia sering kali mempertentangkan budaya yang sudah ada di Indonesia. Salah satunya adalah tentang konde atau kemben, dan gampang sekali menyalah-nyalah budaya yang ada di dalam negeri sejak turun temurun.
“Pakai konde atau kata-kata budaya itu salah, maka anda wajib waspada. Padahal sejarah Islam ke Indonesia masuk melalui budaya, dan ini yang coba diketok-ketok oleh kelompok pro Khilafah saat ini,” jelasnya.
Bagi Lathifa, persoalan budaya dan beragama adalah hal yang sebenarnya berbeda konteks. Bahkan menurutnya, seseorang bisa tetap beragama dengan baik sekalipun masih memegang erat budaya nusantara.
“Agama coba dibentur-benturkan, padahal berbudaya dan beragama adalah hal berbeda. Anda bisa pakai songket atau kemben tapi Anda bisa jadi muslim yang baik. Begitu juga dengan agama-agama lain,” paparnya. [NOE]

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.